Review Buku : Wuthering Heights (Emily Brontë)

 


Identitas Buku

Judul: Wuthering Heights
Penulis: Emily Brontë
Penerjemah: A. Rahartati Bambang Haryo
Penerbit: Penerbit Mizan
Genre: Roman, Fiksi
Tahun Terbit: 2011
Tebal: 504 halaman
ISBN: 978-602-441-236-4

Blurb

"Buku ini telah menginspirası banyak generasi penulis, dan akan begitu seterusnya."

Penguin Classic

"Catherine, hantuilah diriku! Berubahlah dalam bentuk apa pun yang kau sukai, lalu rasukilah diriku, biarkan aku jadi gila karenanya!"

Heathcliff tergila-gila pada Catherine Earnshaw semenjak mereka saling mengenal. Hanya Catherine yang dapat membuat pria dingin itu menangis dan tertawa. Namun, Catherine ternyata lebih memilih Edgar Linton, bangsawan kaya yang menjadi saingan Heathcliff selama bertahun-tahun. Semuanya karena kelas sosial Heathcliff yang rendah, yang membuatnya tak pantas bersanding dengan Catherine. Heathcliff bersumpah tidak akan mati sebelum mengobrak-abrik hidup keduanya dan merenggut harta kekayaan mereka; mansion Wuthering Heights termasuk di antaranya.

Dendam membuat Heathcliff menjadi pria tamak, serakah, dan tak berperasaan. la bahkan lebih mengerikan dari ular, lebih berbahaya dari binatang liar. Itu semua karena satu hal: cinta. Namun, dapatkah cintanya mengalahkan kegelapannya? Terlebih ketika Catherine tak mungkin bisa dimilikinya lagi.

Wuthering Heights adalah satu-satunya karya Emily Brontë, dan pelopor genre roman baru, dengan atmosfer gelap, namun elegan. Karya yang paling banyak dibicarakan pada era Victoria abad ke-19 ini tak lekang oleh masa, tetap menjadi salah satu kisah klasik terbaik di abad ke-21

"Emily Brontë mampu memorak-porandakan persepsi kita tentang sifat manusia...

-Virginia Woolf, pioner sastra klasik modern abad ke-20, penulis A Room of One's Own dan Mrs. Dallowa

Tentang Buku

Kisah ini bermula pada saat seorang penyewa Thrushcross Grange, yakni Mr. Lockwood mendatangi tuan tanah yang bertempat tinggal di Wuthering Heights bernama Heathcliff. Akan tetapi, niatnya tersebut tidak mendapatkan sambutan baik dari sang pemilik rumah bersama kroni-kroninya. 

Hari pertama kunjungannya di Wuthering Heights, Lockwood hampir di terkam anjing penjaga gila yang lalu hanya di biarkan dan di tertawakan saja oleh penghuni rumah di sana. Ia-pun berpikir bahwa mereka gila dan tidak berperasaan.

Ketika malam tiba, badai salju menutupi jalanan Yokshire yang menyebabkan Lockwood terjebak di Wuthering Heights. Ia terpaksa menginap karena mustahil baginya keluar saat badai salju tengah berlangsung dan jalanan sangat gelap. Lockwood setelahnya dibiarkan menempati salah satu kamar di Wuthering Heights yang pada akhirnya mempertemukannya pada hantu wanita bernama Catherine.

Kisah ini-pun berlanjut saat Lockwood menyebutkan nama Catherine di hadapan Heathcliff yang lalu meresponinya dengan amat emosional. Reaksi Heathcliff mengejutkan Lockwood sehingga ia bertanya-tanya apa penyebab Heathcliff bersikap sebegitu emosionalnya ketika ia menyebutkan nama Catherine. Apakah ada sejarah di baliknya? Lockwood mulai penasaran.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Silahkan baca bukunya ;)

Review Buku

Wuthering Heights merupakan sastra klasik karya novelis asal Inggris bernama Emily Jane Brontë. Novel ini pertama kali di terbitkan pada tahun 1847 dan menjadi satu-satunya novel yang di tulis oleh Emily Brontë semasa hidupnya.

Pertama kali mengetahui novel ini adalah ketika saya mencari novel klasik lain selain Pride & Prejudice, dan Sense and Sensibility di medsos. Jujur setelah menyelesaikan Sense and Sensibility hati saya dibuat gundah karena kurang puas dengan alur cerita yang dibawakan Jane Austen tersebut. Alasannya dapat Anda cari tahu di review buku Sense and Sensibility di blog ini. Tetapi secara garis besar, saya perlu penghiburan baru karena kekecewaan yang saya rasakan dengan buku sebelumnya. Dan munculah Wuthering Heights sebagai novel yang di rekomendasikan oleh para booktok dan bookstagram yang saya telusuri.

Tata bahasa yang di gunakan pada buku ini mudah di pahami karena penerjemah menerjemahkannya dengan sangat baik. Anda tidak akan merasa kesulitan ketika membaca meski ini adalah novel klasik. Hal tersebut terbukti pada saya karena saya berhasil menyelesaikan novel ini dalam waktu 2 hari saja. 

Novel ini menggunakan alur cerita maju mundur. Di mulai dari Lockwood sang penyewa mansion Thrushcross Grange lalu beralih pada Nyonya Dean yang menceritakan kisah kelam Wuthering Heights lalu kembali pada Lockwood dan seterusnya. POV nya berubah-ubah (penceritaan ganda) antara Lockwood dan Nyonya Dean tapi jangan takut gagal paham karena sekali lagi saya ingatkan, bahasa yang digunakan sangat mudah untuk dipahami. 

Selain itu, akan ada perubahan generasi saat cerita berlangsung. Pada buku, pembaca akan dibantu dengan adanya lembar sil-silah keluarga (halaman awal) yang dapat dengan mudah Anda perhatikan ketika bingung di tengah bacaan nantinya.

Bagi saya, jika banyak orang meng-cap novel karya CH sebagai novel yang menyebalkan, sakit, dan tidak berperasaan, novel ini sepertinya bakal lebih cocok dikatakan dan di cap seperti itu ketimbang novel-novel karya CH. Wuthering Heights memiliki latar cerita yang sangat gelap hingga sering membuat saya mengernyit karena shock pada dialog antar tokoh yang kasar dan memuakkan. Saya hampir membenci tiap tokoh yang ada kecuali Hareton, dan Edgar. Kedengkian saya pada Heathcliff juga sempat membuat saya tidak ingin melanjutkan membaca novel ini. Bahkan sampai saya menutup novel ini-pun, masih Hareton dan Edgar yang singgah di hati saya. 

Luar biasa. Adalah kata yang cocok untuk menggambarkan isi novel ini. Narasi penulis dalam penulisan buku dapat dengan mudah mempengaruhi perasaan emosional pembaca dan menghidupkan imajinasi pembaca untuk membayangkan suasana rumah antara Wuthering Heights (yang gelap, penuh penderitaan) dan Thrushcross Grange (yang tenang dan penuh kebahagiaan). Di padu dengan pembawaan karakter utama seperti Heathcliff, Joseph, Nyona Dean, Edgar, dan lainnya. Anda akan merasakan luapan emosi tokoh utama di tengah narasi penulis pada cerita hingga dapat ikut merasakan ketegangan, kegelisahan, kesal, dendam, dan bentuk perasaan emosional lainnya ketika membaca.

Melalui perspektif yang berbeda, Anda dapat memahami/mengenal karakteristik tiap tokoh yang di ciptakan Brontë pada novel ini. Kasih sayang saya pada Hareton, dan sisi lain Heathcliff yang dapat kita perhatikan pada ending buku ini berhasil saya dapatkan dari perspektif tokoh utama yang di ciptakan penulis dengan baik. Cara pembawaan Brontë ketika mendeskripsikan tiap kejadian pada novel dapat menarik minat pembaca untuk ikut memberi penilaian dan mendalami lagi persepsi kita terhadap sifat manusia. (ada yang rohani sekali dan tahu Tuhan tapi tidak melakukan) 

Selain itu, penokohan pada buku ini berhasil di ciptakan Brontë dengan sangat sempurna. Masing-masing tokoh memiliki watak yang berbeda, maka Anda dapat dengan mudah memahami konflik batin tiap individu yang ada dan dapat pula merasakan perasaan emosional mereka hingga ikut tenggelam di dalamnya.

Jujur saya sangat menikmati novel karya Brontë meski sempat dibuat bingung dan hampa karena perasaan campur aduk yang saya rasakan ketika membaca. Menurut saya, Brontë adalah novelis jenius yang bisa membuat siapa saja tenggelam dalam narasinya.

Kekurangan pada buku ini hampir tidak saya perhatikan. Mungkin karena novel ini berbeda dari novel-novel yang pernah saya baca sebelumnya, nuansa gelap yang dibawakan oleh Brontë pada Wuthering Height kelewat kejam hingga membuat siapa yang membaca bisa jadi tidak betah waktu membacanya. Tidak berperikemanusiaan, dan semua tokohnya gila, adalah kesan pertama yang muncul dalam benak saya ketika menyelesaikan novel ini. Cinta dalam obsesi dan dendam. Kata paling tepat untuk menyimpulkan seluruh pemikiran Heathcliff seorang.

Untuk kekurangan lain pada novel mungkin bisa kita dianggap sebagai angin lalu saja. Akan tetapi, apabila Anda menemukan kekurangan tersebut Anda dapat langsung mengungkapkannya pada kolom komentar di bawah.

Buku ini dijual dengan harga Pulau Jawa Rp109.000 Anda dapat membelinya di olshop seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan e-commerce lainnya. Selain itu Anda juga dapat membelinya di offline store seperti Gramedia.


Rate dari saya untuk novel ini ada di 9/10. Novel ini adalah salah satu sastra klasik yang sangat saya rekomendasikan kepada kalian. Selain kelebihan dan beberapa kekurangan yang sudah saya paparkan diatas, menurut penilaian saya novel ini berhasil di terjemahkan dengan baik oleh ahli bahasa Mizan Publisher sehingga pembaca tidak akan kesulitan ketika membacanya. 

Sekian review novel kali ini, terima kasih!















Yuk mampir

Instagram  : sweetovrn
Twitter       : sweetovrn
Spotify       : sweetovrn 

Komentar

Top Review