Review Buku : Sense and Sensibility (Jane Austen)

 


Tentang Buku

Judul: Sense and Sensibility
Penulis: Jane Austen
Penerjemah: Lanny Murtihardjana
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Genre: Romansa
Tahun terbit: 2022
Tebal: 456 halaman
ISBN: 978-602-06-6375-3

Blurb

Marianne Dashwood adalah gadis yang romantis, sensitif, dan emosional. Ketika Marianne jatuh cinta pada John Willoughby yang tampan dan memikat, kakaknya, Elinor, memperingatkan agar dia berhati-hati kalau tidak ingin menjadi santapan gosip akibat perilakunya yang impulsif

Sementara itu, Elinor si sulung sangatlah cerdas, berakal sehat, dan selalu peka terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat. Elinor tak pernah menunjukkan perasaannya terang-terangan kepada orang-orang terdekatnya sekalipun, termasuk ketika dia mengalami kekecewaan dalam kehidupan cintanya.

Melalui pengalaman masing-masing, kakak-beradik ini akhirnya belajar bahwa akal budi harus diimbangi dengan kepekaan bila mereka ingin memperoleh kebahagiaan dalam cinta, di tengah masyarakat yang sangat mementingkan status dan harta.  

Review Buku

Sense and Sensibility adalah novel klasik karya penulis asal Inggris bernama Jane Austen. Yup! Jane Austen. Novelis yang dikenal dalam kepiawaiannya menguraikan kondisi sosial di abad ke-18. Salah satu karyanya yang paling terkenal ialah Pride & Prejudice. Novel klasik terpopuler yang dianggap sebagai novel feminis pertama dalam sejarah literatur dunia.

Sense and Sensibility sendiri adalah novel kedua karya Austen yang saya baca setelah Pride & Prejudice. Novel ini di terbitkan pertama kali pada tahun 1811, tepat dua tahun sebelum novel Pride & Prejudice di terbitkan. Awal kali saya mengetahui keberadaan novel ini adalah ketika saya secara tidak sengaja melihatnya di rak buku fiksi toko alat tulis paperclip. Saya langsung tertarik begitu melihat nama Austen terpampang jelas pada sampul bukunya. Mengingat karya Austen sebelumnya berhasil melemahkan hati saya, tanpa pikir panjang saya pun langsung membeli buku ini.

Buku ini terbagi menjadi 3 bagian, yang dimana menurut saya 3 bagian tersebut mewakili orientasi, komplikasi dan resolusi.

Secara singkat, bab pertama pada cerita diawali Austen dengan menguraikan latar belakang kehidupan keluarga Dashwood, kondisi keluarga Dashwood setelah Mr. Henry Dashwood meninggal dunia, pengenalan tokoh seperti Elinor, Marianne, dan banyak lainnya, serta kemunculan para pria yang mencintai kedua kakak beradik tersebut.

Pada bab kedua, komplikasi. Penulis mulai menjelaskan kondisi pasca konflik Marianne bersama pria yang dicintainya, Mr. Willoughby, juga kehidupan cinta Elinor bersama Edward.

Lalu pada bab ketiga, resolusi. Terjadi penyelesaian konflik antara masing-masing pasangan baik Elinor dengan Edward, juga Marianne dengan Willoughby.

Jujur, awal kali saya baca buku ini saya merasa bersemangat untuk cepat-cepat menyelesaikannya. Bagaimana tidak? Ketika membaca, saya merasakan bahwa penulis berhasil merealisasikan dua karakter yang memiliki sifat bertolak belakang antara Elinor dan Marianne tersebut dengan sangat sempurna. Elinor yang bijaksana, dan tenang ketika menghadapi segala sesuatu, berbanding terbalik dengan Marianne yang mudah terbawa suasana, dan sulit menyembunyikan perasaannya ketika menghadapi kesulitan. Sifat keduanya ini di uraikan penulis dalam narasi ceritanya yang memiliki alur maju. Pembaca akan dengan mudah memahami dan menilai dua karakter utama tersebut pada sudut pandang orang ketiga dan monolog karakter utama ketika sedang berpikir atau saat akan memutuskan sesuatu.

Akan tetapi, semangat baca saya mulai menurun memasuki pertengahan bagian kedua. Saya merasa alurnya sangat lambat, terkesan bertele-tele, dan monoton. Ending dari cerita juga kurang memuaskan dan tidak masuk akal. Bagian romansa juga tidak di deskripsikan secara detail oleh penulis, karena, bagi saya buku ini hanya fokus pada isi pikiran tokoh dan penilaian tokoh utama pada satu objek yang di bicarakan. Saya sampai dibuat muak ketika harus membaca monolog tokoh utama dalam satu paragraf panjang sepanjang satu halaman penuh. Sebagai pembaca, saya benar-benar dibuat "biasa saja" begitu menutup buku ini. Selain dari yang sudah saya jelaskan, twist dari cerita juga bisa di tebak (seperti FTV) Agak kecewa, tapi saya berusaha mengingat yang terbaik dari uraian yang diberikan Austen dalam buku ini.

Meski endingnya tidak istimewah, bagi saya buku ini memiliki kesan tersendiri karena menyadarkan saya mengenai pentingnya etika dalam bertutur kata dan menjaga mimik wajah ketika berbicara kepada orang lain. Banyak pengingat yang diberikan penulis pada buku ini yang bisa di jadikan bahan refleksi untuk para pembaca terutama saya. Melalui buku ini pula, saya dapat memahami dari sudut pandang orang lain ketika menilai seseorang yang dianggap buruk dalam bertutur kata ketika bersosialisasi dengan orang lain.

Durasi saya membaca novel ini sekitar satu minggu. Lumayan cepat mengingat setengah halamannya mampu membuat saya merasa bosan. Akan tetapi, kekurangan dalam buku ini dapat kita anggap sebagai angin lalu saja, karena, ada hal baik yang tetap kita dapatkan dari novel ini.

Buku setebal 456 halaman ini dijual dengan harga Rp99.000. Anda bisa mendapatkannya di toko buku offline seperti Gramedia Store, Papeclip, Togamas, dan banyak lainnya. Juga online storenya di olshop seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada. Untuk versi digitalnya sudah tersedia di Google Play Book ya!


Demikian review buku dari saya, semoga bermanfaat. Terima kasih!

Komentar

Top Review