Review Buku: Slammed (Colleen Hoover)

 


Identitas Buku

Judul: Slammed
Penulis: Colleen Hoover
Penerjemah: Shandy Tan
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Genre: Roman, Fiksi
Tahun Terbit: 2013
Tebal: 336 halaman
ISBN: 978–979–22–9518–4

Blurb

Layken harus kuat demi ibu dan adiknya. Kematian mendadak sang ayah, memaksa mereka untuk pindah ke kota lain. Bayangan harus menyesuaikan diri lagi dengan lingkungan baru sungguh menakutkan Layken. Namun semua berubah, begitu ia bertemu dengan Will Cooper, tetangga barunya.

Will memang menarik. Dengan ketampanan dan senyum memikat, pemuda itu menularkan kecintaannya pada slams-pertunjukan puisi. Perkenalan pertama menjadi serangkaian hubungan intens yang membuat mereka semakin dekat, hingga keduanya bertemu lagi di sekolah...

Sayangnya, hubungan mereka harus berakhir. Perasaan yang mulai tumbuh antara Will dan Layken harua dihentikan. Pertemuan rutin mereka di kelas tak membantu meniadakan perasaan itu. Dan puisi-puisi menjadi sarana untuk menyampaikan suara hati. Tentang sukacita, kecemasan, harapan, dan cinta terlarang mereka.

Review Buku

Hai readers! Lama tak jumpa. Kembali lagi bersama Aku Sweetie, kali ini aku bakal me-review salah satu novel bergenre fiksi, roman karya penulis Amerika, Colleen Hoover, yang berjudul Slammed. 

Setelah sekian lama tidak me-review buku, akhirnya di awal bulan februari ini aku kembali dengan membawakan karya milik CH lagi yang di terbitkan pada tahun 2013 kemarin. For your information nih guys, review buku kali ini adalah review buku terbaruku di awal tahun 2024. Di tahun 2023 kemarin, beberapa buku sudah Aku review, meski kebanyakan buku-buku fiksi saja. Jujur memasuki tahun 2024 ini, intensitas dan keinginanku untuk kembali membaca buku menurun drastis. Sulit buatku untuk meluangkan waktu membaca. Kesibukan di dunia nyata, dan sulitnya menemukan waktu yang pas, membuatku sering mengulur waktu ketika akan membaca buku.

Akan tetapi, tepat di bulan Februari ini Aku kembali dengan sedikit memaksakan diri untuk menyelesaikan satu buku, dan seperti yang kalian tahu sekarang, buku yang Aku selesaikan di awal Februari ini adalah Slammed. Karya penulis favoritku.

Banyak karya CH yang sudah Aku baca. Misalnya, It Ends With Us, Maybe Someday, Ugly Love, November 9, Hopeless, dan Slammed. Sebetulnya banyak lagi karya CH yang belum Aku baca, seperti Convess, It Start With Us, dan banyak lainnya. Lagi lagi ini perkara waktu guys :( But, bukannya Aku fanatik CH, tapi memang karya-karya CH  itu bikin nagih. Selain alurnya yang berbeda-beda, pembawaan penulis dalam menuliskan tulisannya sangat rapih, jelas, dan mudah di pahami. Jadi walau bukunya milik satu penulis yang sama, setiap cerita dari bukunya punya ke-unikan tersendiri. 

Di novel Slammed ini alur ceritanya sedang. Tidak cepat, dan tidak lambat. Di bab pertama perkenalan, mungkin sempat Aku dibuat bosan. Tapi ketika tokoh utama dipertemukan, kebosanan itu jadi hilang karena interaksi keduannya bikin Aku salting sendiri waktu baca wkwkwk. 

Dari segi penokohan, entah Aku tidak terlalu memperhatikan. Awal membaca belum terlihat jelas watak setiap tokoh akan seperti apa. Karena buatku, fokus cerita yang dibawakan CH kali ini lebih kepada alurnya. Bagaimana kondisi si tokoh saat itu, dan kehidupannya. Akan tetapi, setelah bab demi bab Aku lewati, watak masing-masing tokoh mulai di tunjukkan. Kel terutama yang paling mendominasi. Adik laki-laki si tokoh utama ini jelas menyenangkan. Apalagi ketika momen duo bocil di tunjukkan, Kel dan Caulder. Siapa saja yang membaca pasti menyukai mereka berdua. 

Selain kedua tokoh tersebut, tokoh selanjutnya adalah Will Cooper. Wataknya yang berubah-ubah, tidak stabil, dan suka menggantung perasaan orang, membuat siapa saja yang membaca jadi nggak suka sama Will. Termasuk Aku. Lagi pula, siapa sih yang suka sama cowok yang nggak pasti? Jawaban selalu mengambang, sering tarik ulur, bilangnya A, yang dilakukan B. Itu Will banget guys! 

Yang ke empat ada Layken. Layken itu tipe cewek yang terlalu menunjukkan perasaannya. Sudah tau Will labil, masih saja menuntut kepastian kepada Will. Agak menjengkelkan, tapi Will lebih menjengkelkan. Layken juga sering berasumsi, cepat menyimpulkan sesuatu yang padahal itu nggak tepat. Ujung-ujungnya malah bikin hatinya sakit sendiri.

Dan yang terakhir adalah Eddie, watak Eddie ceria, tipe orang yang susah senang pasti happy. Jarang sekali ada scene yang menunjukkan Eddie sedih, atau malah nggak ada? Yah, yang pasti Eddie itu mood booster banget, cewek green flag, beruntung sekali kalau kalian punya sahabat kayak Eddie ini. Sementara itu, untuk tokoh pendukung lainnya mungkin kelihatan, tapi kurang Aku perhatikan. Karena memang dari segi penokohan, novel ini masih sangat kurang. Tapi overall tokoh pendukung pada novel ini memiliki masalah yang sama beratnya dengan tokoh utama dari novel kok guys. Mereka sama-sama punya cerita sendiri soal kehidupan mereka. 

Lalu bagaimana dengan alur ceritanya?

Alur cerita pada novel ini sangat kuat. "Ini bukan soal kematian, tapi ini soal hidup." Kata-kata dari puisi yang dibawakan Will ini, adalah kata-kata paling berkesan buatku. Banyak dari kita mungkin takut dengan kematian, atau malah menghindari kematian itu sendiri. Akan tetapi, kita harua tahu bahwa kematian akan selalu menghampiri kita, dan kita harus tahu bagaimana cara menghadapi dan menerima kematian itu. Namun, yang Will tegaskan bukan kematian, tapi hidup. Orang tidak takut dengan  ketika membaca novel ini. Dan sungguh, benar adanya kalau di novel ini, dari awal hingga akhir cerita kalian hanya akan memahami tentang kehidupan. Bagaimana kita tidak lari ketika kematian itu datang. Tetapi bagaimana cara kita menghadapi kematian itu nantinya, dan bagaimana hidup, orang orang yang kita tinggalkan, merelakan kita nantinya. 

Untuk plot, plot pada novel ini masih kurang ngena. Mungkin terasa ketika di awal bab pertama, atau kedua? Saja, yah pokoknya waktu tokoh utama di pertemukan deh. Itu ngagetin banget sih. Aku nggak nyangka kalau plotnya bakal seperti itu. Huhu. 

Nggak ada yang spesial sih di akhir ceritanya, karena sudah bisa di tebak juga. Meski begitu, narasi yang dibawakan penulis ngena banget. Ini CH guys, nggak pernah gagal kalau menuangkan ide jeniusnya melalui tulisan. Beberapa scene saja berhasil bikin Aku nangis, karena saking sedihnya. Aku benar-benar merasa masuk ke dalam ceritanya, merasakan kesedihan dan kesulitan yang dialami Layken dan Kel. Juga Will dan Caulder. Apalagi Eddie, tokoh pendukung yang bikin ceritanya makin bermakna. Semuanya saling berhubungan, dan itu bikin Aku jatuh cinta sama alur ceritanya. Pokoknya alur cerita, ter dabest sih.

Kita masuk ke bagian akhir, menurutku buku ini recommended banget buat kalian baca. Setidaknya sekali seumur hidup deh. Serius. Meski masih ada sedikit kekurangan yang terasa, anggap saja kekurangan itu cuma angin lalu yang bakal hilang haha. Overall di jamin, kalian nggak bakal nyesel waktu baca. Karena pesan moralnya tersampaikan dengan sangat baik.

Untuk harga, buku ini di jual dengan harga Rp. 66.000 dalam bentuk PDF di Gramedia Digital. Ada beberapa pilihan paket yang tertera, kalian bisa baca dan dapatkan di aplikasi Gramedia atau website Gramedia langsung. Untuk link pembelian, silahkan klik link yang tertera di bawah :


Untuk sekarang belum ada informasi terbaru mengenai penjualan buku fisik novel Slammed ini. Di karenakan hampir semua yang dijual di e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dll menjual yang BUKAN ORI. Jadi saya sarankan untuk membeli di Gramedia Digital saja.

Demikian review novel dari Aku, terima kasih sudah membaca! Semoga bermanfaat!❤️

Quotes Time

"Lampauilah keterbatasanmu, Lake. Keterbatasan itu ada untuk dilampaui.” hal 227

 

—Yang terakhir namun tak kalah penting, dan ini bukan yang paling remeh: Jangan pernah menyesal. Hal 333





 












Yuk mampir

Instagram  : sweetovrn
Twitter       : sweetovrn
Spotify       : sweetovrn 

Komentar

Top Review